Senin, 24 Desember 2012

Antara Fakta dan Mitos Gunung Merapi

Gunung Merapi, yang meletus dahsyat mulai tanggal 26 Oktober 2010,
menjadi berita utama di berbagai stasiun televisi dalam negeri bahkan luar negeri karena erupsinya telah memakan korban jiwa.
Gunung ini memang menyimpan berpuluh misteri.  Banyak ahli vulkanologi sibuk mempelajari dan meneliti gunung berapi di Pulau Jawa ini. Semenjak ia meletus Oktober 2010 lalu, banyak orang memperbincangkan gunung ini, mulai dari fakta dan hal yang paling logis sampai pada bumbu-bumbu mistis lainnya. Seperti masakan, semakin banyak bumbu semakin sedap kan…

Merapi bergolak... menggetarkan...

Note: foto kupinjam dari sini.
Nah, coba kita intip apa yang sering dibicarakan orang.
FAKTA
Geografis.
Gunung Merapi terletak di tengah Pulau Jawa, tepatnya terletak di perbatasan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Sejak tahun 2006, tercatat berketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut, atau sekira 9.737 kaki.
Gunung ini tercatat sebagai gunung api termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke Selatan dari Gunung Ungaran. Gunung  ini terbentuk karena aktifitas pergerakan lempeng bumi di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.
Geologis
Terjadinya Merapi dibagi dalam empat  tahap menurut Berthomier, seorang sarjana Perancis.
1.            Tahap Pra-Merapi (sampai 400.000 tahun yang lalu), bukti: Gunung Bibi di sisi Timur puncak Merapi.
2.            Tahap Merapi Tua (60.000-8000 tahun yang lalu). Tahap ini diperkirakan saat Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut. Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di bagian Selatan Merapi terbentuk dari lava basaltik. Kedua bukit ini adalah sisa-sisa dari tahap ini.
3.            Tahap Merapi Pertengahan (8000-2000 tahun yang lalu). Tahap ini ditandai dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur dan Batulawang yang tersusun dari lava andesit. Masa pembentukan ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktifitas vulkaniknya telah bersifat efusif (lelehan) dan eksplosif (letusan).
4.            Tahap Puncak Anyar, puncak Merapi sekarang. (terbentuk 2000 tahun yang lalu).
Menurut bentuknya Merapi termasuk dalam jenis stratovulcanic (kerucut) dan jenis letusannya termasuk dalam efusif-eksplosif.
Sejarah Letusan
Puncak Anyar inilah yang secara aktif terus menerus meletus dalam skala kecil tiap 2-3 tahun sekali, dan letusan besar tiap 10-15 tahun sekali.
Letusan-letusan Merapi yang  dampaknya besar tercatat di sekitar tahun 1006, membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Seorang  ahli Geologi Belanda, van Bemmelen, mempunyai teori bahwa letusan dahsyat tersebut menyebabkan pusat Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus pindah ke Jawa Timur.
Selanjutnya tercatat letusan besar di tahun 1786, 1822, 1872 dan 1930.
Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi modern dengan skala Volcanic Explosivity Index (VEI) mencapai angka 3 sampai 4.
Letusan 2010 diperkirakan memiliki kekuatan yang mendekati sama, bahkan lebih kuat dari tahun 1872 atau 140 tahun yang lalu.
Teks biru kusarikan dari wikipedia, untuk info lebih lengkap silakan klik di sini,


Vulkanologi
Merapi adalah gunung berapi teraktif di Indonesia, bahkan di dunia, sehingga dapur magmanya berproses terus menerus tanpa henti sepanjang masa, hanya saja, kadang erupsi, kadang tidak.
Erupsinya sendiri dipicu oleh proses dan akibat pergerakan/ pergeseran lempeng-lempeng tektonik di Indonesia yang selama ini menyebabkan astenosfer naik dan mengisi dapur magma, sehingga gunung menjadi aktif.
Dalam erupsinya gunung berapi mengeluarkan 3 macam material:
1.        benda padat: bom (batu-batu besar sebesar gajah), lapili atau kerikil, pasir dan debu.
2.        gas: sulfatar (gas belerang), fumarol (uap air) dan mofet (karbondioksida)
3.        cair : lava (magma yang mencapai permukaan bumi dengan suhu hingga 1200 derajat Celcius) dan lahar.
Lahar terbagi menjadi dua.
Lahar panas: terjadi jika lava yang keluar dari perut gunung langsung terguyur hujan lebat.
Lahar dingin: material vulkanik seperti pasir, dan debu jika terguyur air hujan akan berubah menjadi bubur lumpur dengan kepekatan berbeda-beda.

Saat erupsi yang bersifat eksplosif, kadang-kadang bagian puncak gunung ikut hancur dan terlempar (bom) sedangkan pasir, kerikil, abu dan gas berhamburan hingga berkilo-kilo meter.
Sedangkan erupsi yang bersifat efusif atau meleleh, lava yang keluar tertumpuk di mulut gunung dan membentuk kubah lava. Saat kubah lava ini luruh, disebut guguran lava, menyebabkan terjadinya awan panas atau wedhus gembel dengan kecepatan luncur yang sangat luar biasa. Wedhus gembel bersuhu sangat tinggi, sekitar 600 derajat Celcius, “sedikit” lebih dingin daripada suhu lava saat keluarnya dari perut gunung yang mencapai 900 derajat Celcius.
Saat keluar dari perut bumi, magma  masih berwujud bubur kental; setelah mencapai luar rekahan kulit bumi, (meskipun masih di dalam badan gunung) magma tersebut mengalami pendinginan dalam rentang waktu tertentu dan menjadi bebatuan padat, abu vulkanik, pasir dan kerikil.
Mbah Merapi di saat kalemnya itu ternyata terus sibuk membentuk pasir, abu, batu dan kerikil dari bubur magma di dalam perutnya. Jadi, daerah Magelang, Boyolali, Sleman dan Klaten yang terkena hujan abu, pasir dan kerikil, mereka ini mendapat “hadiah langsung” yang disemburkan dari perut Merapi, bahkan kadang masih bersuhu hangat.


Puncak Anyar Merapi. Kubah lavanya yang mana ya?
Note: Foto kupinjam dari sini.


Apa hubungan gunung meletus dengan hujan lebat?
Begini,  gunung meletus hampir selalu disertai hujan lebat karena keluarnya fumarol (uap air) dari dalam perut gunung itu sendiri dalam jumlah yang sangat besar. Uap air itu mengalami proses kondensasi di udara selayaknya proses terjadinya hujan pada umumnya.. Hayoo..ingat-ingat pelajaran IPA di SD ya…
Dalam kasus Merapi, bisa dimengerti ya, mengapa terdengar bunyi bergemuruh terus menerus? Gemuruh tersebut merupakan campuran suara dari dalam perut gunung yang bergolak dan petir atau halilintar yang terjadi karena banyaknya awan terbentuk di atas gunung.
Hujan lebat yang terjadi di atas puncak Merapi berpotensi menimbulkan banjir lahar panas dan lahar dingin yang berdaya kuat menerjang kuat apapun yang dilaluinya. Sekarang, hampir semua sungai yang berhulu di Merapi mendapat ancaman serius banjir lahar dingin.
Note: teks ungu kusarikan berdasarkan diskusi dengan seorang teman (guru Geografi).
Silakan tambahkan kalau ada info tambahan atau ralat ya…

banjir lahar dingin
Note: foto kupinjam dari sini.

banjir lahar dingin, hampir setinggi jembatan... kok masih pada berani lewat ya? hiiiy...
Note: foto kupinjam dari sini

lapili yang sampai ke Muntilan
Foto lapili: dokumen pribadi.

bom... ngglundhung terbawa lahar dingin dari daerah atas
Note: foto bom kupinjam dari sini.

bandingkan dengan orang yang berdiri di atas bom... dahsyat ya banjir lahar dingin itu...

****

MITOS
Siapa yang tak kenal mitos? Banyak mitos tercipta atau sengaja diciptakan dan diceritakan secara turun temurun hingga tak jarang dipercaya sebagai kebenaran. Mitos ini diciptakan untuk menjawab rasa penasaran manusia akan fenomena alam, dan juga yang jamak terjadi, untuk ngayem-ayemi, untuk memberi rasa aman dan mengatasi kegentaran pada kekuatan yang “lebih” dari daya manusia.
Mbah Petruk
Banyak masyarakat di lereng Merapi percaya, bahwa di gunung Merapi, bersemayam sesosok tak kasat mata yang akrab disebut Mbah Petruk. Konon, saat Mbah Petruk ini muncul dari Gunung Merapi, berarti memang gunung Merapi itu dalam taraf membahayakan dan itulah saatnya masyarakat harus segera mengungsi menjauhi Merapi.
Seorang penduduk berhasil memotret awan dari Merapi yang berbentuk kepala Petruk dengan hidung panjangnya mengarah ke Selatan, yang dipercaya sebagai pertanda bahaya mengarah ke Selatan (Sleman dan Yogyakarta).

Mbah Petruk, dengan hidung mancungnya, hasil jepretan seorang warga
Note: gambar kupinjam dari sini
Aku sendiri berpendapat bahwa itu awan yang tertiup angin hingga berbentuk unik..



Pasar Bubar
Pasar Bubar adalah pasar yang konon tidak semua orang bisa melihatnya. Dalam sekejap mata pasar ini bisa hilang dari pandangan, makanya disebut bubar.
Ada juga yang menyebut  pasar Bubrah, karena wajah para penjual dan pembeli yang bertransaksi di dalamnya tidak jelas, -ada yang menyebut mengerikan-, tidak karuan, alias bubrah.
Sebuah cerita dari seorang kawanku, Dulu saat ia SMA, bersama 3 kawannya, mereka mendaki gunung Merapi. Saat mendaki, salah seorang merasa bahwa ketiga temannya berjalan terlalu lelet. Dia pun bergegas mendahului. Di suatu titik ia menjumpai pasar, dan dilihatnya  teman-temannya masih jauh tertinggal di belakang. Sambil menunggu teman-temannya, ia pun masuk ke pasar dan membeli sebungkus kacang rebus. Kacang yang dibungkus kantong plastik itupun dimasukkannya di ranselnya. Lalu ia duduk menunggu kawan-kawannya di pinggir jalan di depan pasar, karena rute itu satu-satunya jalan yang pasti akan dilalui kawan-kawannya. Berjam-jam ia menunggu. Tak kunjung datang kawan-kawannya. Ia terus menunggu.
Saat kawan-kawannya datang, ia mengomel, “Lelet banget sih kalian, lama kutunggu di sini,  baru muncul sekarang. Nih, aku sempet beliin kacang rebus di pasar situ untuk kalian…”.
Dia mencari-cari kantong kacang di dalam ranselnya. Nihil. Hilang. Bingunglah dia, sementara kawan-kawannya terbengong-bengong.
“Lho… tadi kumasukkan sini je…”. Dan entah sejak kapan pasar menghilang.
Seorang kawannya, merangkul bahunya.
“Wes, ra popo, rasah dipikir meneh, untung kowe durung sempat mangan kacang kuwi”.
(Sudah jangan dipikirkan lagi, untunglah kamu belum sempat makan kacang itu).
Saat tiba di basecamp, barulah kawan-kawannya bercerita, sedari tadi, mereka selalu berempat bersama-sama, tak ada yang terpisah. Dia memang berjalan di depan, kurang dari sepuluh meter di depan kawan-kawannya, dan mereka tidak pernah berhenti berjalan, tidak mungkin ia sempat berjalan-jalan dan bertransaksi di pasar membeli sebungkus kacang.
Konon, jika seseorang sempat makan makanan dari pasar bubar itu, maka ia akan ikut bubar, alias hilang..
Katanya, dia memang bercakap dengan si penjual kacang rebus, dan melihat keramaian orang berjual beli, tapi memang dia tak sempat melihat sebentukpun wajah dengan jelas. Bukannya orang-orang itu mengerikan, tapi semua orang memang tak terlihat jelas wajahnya, keslamur, Mereka terlihat sedang menunduk, menoleh ke arah lain atau tengah sangat sibuk dengan kegiatan masing-masing.
……
……
Mak Lampir.
Yang ini jelas isapan jempol ah! Tokoh ini ada gara-gara serial drama misteri di radio tahun 1990-an…

35 hari?
Lamanya Merapi menggelegak kali ini, memang berbeda dari tabiatnya di tahun-tahun yang lalu. Timbullah perbincangan di masyarakat bahwa Merapi akan terus bergolak hingga 35 hari terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2010. Sampai tulisan ini kubuat, belum genap 35 hari ya?
Aku menghormati mereka yang berbeda pendapat, untukku sendiri, aku lebih meyakini ilmu vulkanologi yang tegas mengatakan, letusan Merapi ini tidak bisa diprediksikan kapan akan berhenti meletus.
Ahli vulkanologi sendiri, Pak Surono mengatakan, kita hanya bisa bersabar menunggu Merapi mereda kembali pada keadaan normalnya, dan lebih baik menghindar dari Merapi saat ia sedang mengamuk..

Somewhere in between….
Mbah Maridjan
Mbah Maridjan adalah seorang sesepuh yang dipercaya Keraton Yogyakarta sebagai juru kunci Merapi, yang bertanggung jawab penuh pada pelaksanaan ritual di gunung Merapi. Juru kunci bersahaja ini dikenal setia pada tugasnya. Mbah Maridjan ditemukan meninggal dalam posisi bersujud ke arah Selatan. Banyak yang percaya, Mbah Maridjan memberi isyarat, ke arah Selatan-lah Merapi lebih banyak memuntahkan bahayanya. Sedangkan ia ngeyel tak mau mengungsi dan memilih untuk mengutamakan sembahyangnya, konon dikarenakan ia rela “menawar” amukan Merapi, supaya tidak meletus dalam sekali letusan mahadahsyat, dan dengan demikian memberi kesempatan pada ratusan ribu penduduk lereng Merapi untuk mengungsi menjauhi Merapi.
Banyak orang berdebat tentang sikap Mbah Maridjan ini, tapi sudahlah, dia punya alasan sendiri karena keyakinannya. Aku sendiri meyakini, Mbah Maridjan memang punya kelebihan..

****

Bagian mana yang lebih anda percayai, Fakta atau Mitos? Hmmm?


warning!!
Terjemahan:
PESAN MERAPI: MENGALAH BUKAN SIFATKU,
TAPI AKU JUGA TAK INGIN MENGALAHKAN,
NAMUN HARUS SAMPAI JANJIKU,
AKU MINTA MAAF
JIKA ADA YANG TERTABRAK, TERSERET DAN TERBAWA ARUS,
KEBANJIRAN DAN TENGGELAM, SEBAB MENGHALANG-HALANGI JALAN
YANG AKAN KULEWATI”.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar